Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari pecel siram sampai nginep di Stasiun Senen (Jakarta-Jogjakarta) Part 2

Menyambung cerita dari bagian 1, silahkan kalau mau baca kesini

Setelah perjalanan yang lumayan cukup panjang dan melelahkan akhirnya Pada pagi hari yang cerah Jum'at, 23 Agustus 2013, kami tiba juga di Stasiun Lempuyangan, begitu keluar dari stasiun kami langsung di sambung sama bapak-bapak tukang becak, mas-mas tukang taksi dan mas-mas penyewa mobil. Kami sempat berfoto sejenak di depan stasiun dan menghalangi jalan hahaha kelakuan xD
Akhirnya salah satu diantara kami menghubungi Kak Rama yang sudah pergi duluan ke jogja karena kak rama beli tiketnya pada hari keberangkatan bukan memesan dari jauh-jauh hari seperti yang kami lakukan, Alhasil kami terpisah dan Kak Rama naik kereta duluan.

 Dengan terpaksa kami minggir sejenak dari pintu keluar stasiun, pergi mencari tempat untuk berdiri dan kemudian menghubungi kak rama akhirnya kami sepakat untuk menemui kak rama di Malioboro. Dan perjalanan sesungguhnya dimulai, Dari Stasiun Lempunyangan kami berjalan kaki melewati gang kecil dan perumahan warga yang itupun sebelumnya kami bertanya kepada warga sekitar tentang jalan menuju Malioboro. Dibilang deket sih enggak ya haha tapi lumayan jauh juga kami berjalan sambil sedikit sempoyongan efek terlalu lama di dalam kereta. Karena pada saat kami datang ke Malioboro masih pagi sekali sekitar pukul 08.00 WIB, maka Malioboro pun masih sepi, bisa di hitung baru beberapa toko yang buka dan itupun pedagang-pedagang yang di pinggir jalan. Setelah mencari-cari plus sekilas melihat-lihat barang-barang yang di jual di Malioboro akhirnya kami bertemu juga dengan Kak Rama di salah satu supermarket. Setelah itu, kami kembali melanjutkan perjalanan dan tujuan utama kami adalah mencari asupan makanan karena sejak malam perut kami belum terisi apa-apa, cukup jauh kami berjalan jatuhlah pilihan kami untuk sarapan dan mencicipi jajan khas jogjakarta yang ada di Malioboro. 

Sepiring nasi pecel siram plus lauknya dan segelas es teh manis, untuk lauknya pilihan kami berbeda-beda ada yang mengambil setusuk usus dan ada yang mengambil gorengan. Dan berhubung saya tidak suka usus akhirnya saya memilih gorengan, kalau disini namanya mungkin karoket ya :D 


Disini, ada kejadian unik pertama yang terjadi pasca kami di jogjakarta adalah tentang pecel siramnya, bagi saya pribadi yang notabennya orang sunda dan maniak makanan yang serba pedes pada awalnya sempet ngerasa kurang greget sama pecel siramnya karena apa? karena pecel yang rasanya manis (dan bukan hanya sekedar manis, tapi manis banget!) Gak berenti disitu aja, didalam racikan pecelnya ada semacam sayuran berbentuk bunga entah apa itu namanya yang rasanya pahit sekali, agak bikin lidah jadi ketar-ketir mengecap rasanya. Beruntung, gorengan yang saya pilih itu berukuran sedang dan rasanya pun lumayan. Saat asyiknya kami bersantap, akhirnya kami disuruh pindah tempat duduk oleh pemilik toko yang sebelumnya masih belum buka hahaha baru kali ini saya ngerasain lagi makan terus diusir-usir begitu, serius deh :D
muka-muka orang lapar x)
Kejadian gokil dan unik yang kami rasakan bukan hanya soal itu saja, jadi begini sewaktu selesai dan kami ingin membayar.. Harga sepiring pecel plus nasi Rp 7.000 , Es Teh Manis Rp 2.000 dan saat teman saya bertanya berapa harga ususnya dan kalian tau berapa? Harganya Rp 6.000 hahahaha langsung dong yang makan usus pada potek, udah harganya mahal eh rasanya juga biasa aja hahaha 
Ada dialog unik dan lucu yang terjadi antara saya dan mbok penjual pecel
"Mbok.. Harga keroketnya berapaan ya?"
"Hah?" 
si mbok penjual pecel pun cuma bengong
Terus saya ikutan bengong juga kemudian saya bisik-bisik nanya ke temen saya, "Itu namanya apaan sih? Keroket apa risol?"
Dan kemudian ada temen saya yang lain pun menanggapinya dan bilang gorengan, dan barulah si mbok-nya ngerti hahahaha saya langsung mikir kenapa gak kepikiran dari awal ya kalau saya bilangnya gorengan aja :D
"Harga gorengannya seribu"

Waw! Harga gorengannya murah meriah sekali, hanya seribu rupiah ukurannya sedang dan lumayan enak pula kenapa enggak saya ambil dua aja ya kalau gitu abis takut mahal :3 
Pada akhirnya, saya jauh-jauh ke jogjakarta cuma beli gorengan aja hahahahha xD
Kemudian teman saya yang beli sate usus langsung nyesel karena mahal, katanya tau gitu mending beli gorengan aja dapet banyak, disitu saya cuma bisa ngakak doang dengernya.Setelah perut terisi bukannya enak malah perut saya jadi sakit, pelajaran penting banget ini buat kamu yang berpergian jangan biarin perut kamu kosong nanti bakalan jadi sakit kayak saya pas di isi makanan :(
sebenernya perut saya juga gak kosong-kosong amat, karena sewaktu di kereta sempat di isi dengan buras dan snack-snack ringan gitu, tapi tetep aja sakit jadinya karena ketunda makannya hihi

Akhirnya kita semua pun melanjutkan perjalanan, destinasi selanjutnya adalah Keraton. Kita sempat melewati alun-alun dan ya ampun panas banget ya ternyata. Dan kami baru tau kalau alun-alun pada waktu siang hari dijadikan sebagai lapangan untuk olahraga bagi pelajar SD-SMA. Sewaktu kita kesana ada segerombolan anak-anak sekolahan yang sedang berolahraga dan lari kemudian mereka dadah-dadah-an ke kita berasa jadi kayak turis asing xD
Dan sebelum ke keraton -entah nama tempatnya apa saya lupa- kami sempat berfoto bersama~ Foto yang diambil oleh kak rama







Dari alun-alun ke keraton lumayan jauh juga ya, karena kita harus memutar jalan untuk bisa sampai ke keraton. Setelah cukup jauh berjalan kaki dengan membawa ransel yang super berat sampailah kami ke keraton, kami duduk-duduk di bawah pohon sambil beristirahat. Disitu ada kejadian yang begitu menarik perhatian saya, biarkanlah kalian yang sudah tau bilang saya norak juga gak apa-apa hahahaha
Jadi, setiap ada motor yang mau masuk wilayah keraton itu mesinnya pada dimatiin dan kemudian si pengendara menuntun motor mereka sampai masuk ke parkiran, melihat kejadian tersebut saya pun celingak-clingukan mencari "apakah ada papan pengumuman seperti itu? Yang mengharuskan pengendara motor melakukan itu?" dan satupun tidak ada yang saya temukan. Jadi, saya berkesimpulan bahwa masyarakat jogjakarta (terutama abdi dalem keraton) masih begitu menghormati adat yang ada. Buktinya, mereka dengan kesadaran sendiri mematikan mesin motor mereka kemudian menuntunnya sampai ke parkiran tanpa harus ada orang yang berteriak-teriak menyuruh mereka mematikan mesin motor mereka. Dan juga abdi dalem keraton tidak memakai alas kaki. Dan kata teman saya, abdi dalem keraton (saya tidak begitu tau apa sebutannya) juga di bayar hanya Rp 12.000 sebulan tapi, mereka terima-terima aja (Untuk yang ini juga mohon koreksinya bila saya salah). Bener-bener bikin saya kagum bahwa jogjakarta itu masih memiliki budaya, tatakrama yang begitu baik dan bahkan masyarakatnya pun begitu menghormati dan menjaganya dengan baik. 
Waktu menunjukan kurang lebih pukul 09.30 WIB dan akhirnya sebagian besar dari kami memutuskan untuk masuk ke dalam keraton. Setelah puas melihat-lihat, kami pun segera keluar karena katanya mobil yang kami sewa akan datang pukul 10.00 WIB dan rencananya kami akan menuju ke rumah mbahnya kak rama. Akhirnya sambil menunggu waktu kami kembali duduk-duduk dan beristirahat di bawah pohon dekat parkiran motor dan ternyata  rencana ke rumah mbahnya kak rama gak jadi berhubung waktu mepet jadi anak-anak laki-lakinya memutuskan untuk shalat jum'at terlebih dahulu kemudian melanjutkan ke destinasi selanjutnya sebelum akhirnya ke rumah mbahnya kak rama untuk beristirahat. 
foto di keraton x)
Pukul 11.30 WIB anak-anak laki-lakinya izin untuk shalat jum'at dan tinggal kami anak perempuannya plus febri karena dia memang tidak melaksanakan shalat jum'at. Kemudian terjadilah sebuah ide untuk nge-baso, dan hey lagi-lagi jauh-jauh ke jogja cuma buat nge-baso doang haaha XD
AKhirnya kami  dengan jumlah 8 orang dibagi menjadi dua kelompok,  4 pertama makan baso duluan dan sisanya menunggu sambil beristirahat dan saya masuk ke kelompok kedua dan apa kalian tau? kami semua tiduran di bawah pohon hahaha karena saking lelah dan serius cuacanya adem banget dengan semilir angin dan terjadilah~ kami semua tertidur kecuali saya yang hanya merem doang :p
Selama kami tidur, banyak sekali orang berlalu lalang yang menatap aneh kepada kami, kami sih biasa aja... beberapa dari mereka mungkin paham dan mengerti bahwa kami ini orang luar kota (terlihat dengan ransel2 dan barang yang kami bawa) dan kami juga lelah setelah melewati perjalanan yang cukup panjang. Dan mungkin tidak dengan bule (turis asing) yang melihat kami tiduran berjejer kayak ikan lagi berjemur dan kalian tau apa yang bule-bule itu lakukan? memfoto-foto kami hahahaha gokil banget gak tuh? Mungkin mereka bingung karena baru melihat kejadian langka seperti itu kali yah :D
Setelah ada kali setengah jam, akhirnya kloter pertama yang berangkat duluan nge-baso membanggunkan kami dan menyuruh kami untuk segera lekas pergi ke tukang baso.
Akhirnya saya dan ketiga teman saya pergi ke tukang baso yang letaknya seberang masjid yang tak jauh dari keraton. Dan hanya dengan Rp 10.000 saja perut kami disuguhkan baso yang lumayan enak~ seger banget asli abis tidur langsung nge-baso :9 
Setelah kami selesai nge-baso kemudian kami melanjutkan untuk tidur-tiduran di bawah pohon seperti semula dan kembali menjadi pusat perhatiaan orang-orang, hingga akhirnya anak-anak laki-laki yang pada shalat jum'at udah pada pulang.
Tidur asoy di bawah pohon keraton x)
 Dan beginilah foto paparazi yang diambil oleh Dime x) 
Aduh berasa kayak di rumah sendiri yak ampuun pewe banget hahaha antara cape sama betah nih xD
Akhirnya jam 13.00 WIB kami kembali melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya yaitu kaliurang tapi sebelumnya anak-anak perempuannya pada mampir dulu sebentar di masjid untuk shalat. 

 Pesan moral : Indonesia itu bener-bener kaya ya? Iya banyak sekali budayanya dan bermacam-macam pula. Travelling, Backpaker atau apapun itu sebutannya bikin kita bisa mengenal dan tau akan budaya lain di daerah lain. Dan itu bener-bener bisa di jadiin pengalaman dan pembelajaraan yang luar biasa. Dan untuk kata orang-orang yang bilang bahwa jogjakarta terkenal dengan keramah-tamahan orang-orangnya saya bisa bilang itu bener. Tapi, yang saya perhatikan adalah justru orang-orang yang lebih tua diatas kami yang malah super ramah abis barangkali mereka sudah terbiasa dengan adat serta tatakrama yang begitu kental sejak dini sehingga sampai mereka telah berumur pun masih tetep ramah dan bersahaja, salut~ ^^b 



Update terbaru, Foto udah di upload yeeeeey.. Silahkan menikmati cerita ini dengan foto-fotonya haha xD

Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

6 komentar untuk "Dari pecel siram sampai nginep di Stasiun Senen (Jakarta-Jogjakarta) Part 2"

  1. Kayaknya ini sudah bisa dibikinkan buku deh Mbk.

    Seneng ya Travelingnya, semoga aman aman saja.

    Oh iya di Jember harga usus gak begitu mahal-mahal amat kok.

    Ayok kapan ke Jember nih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin kalau di doain bisa bikin buku mah hihi

      Iya alhamdulillah banget, gak nyangka dan seneng banget.. memorable abis..
      Usunya emang agak gede sih ukurannya (agak banyak) tapi saya juga kaget kalau harganya ternyata 6 ribuan haha
      Aamiin aamiin semoga bisa menjelajahi seluruh wilayah indonesia ^ ^
      Doain ya ya mas jaswan :)

      Hapus
  2. Hehe kalo aku sih nggak suka usus, oya, itu logo backpackernya keren gitu burung hantu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga gak suka usus mbak untungnya jadi gak potek deh hahaha
      iya, burung hantu.. yang bikin temenku ^ ^
      Kayaknya aku harus banyak berguru sama mbak deh udah banyak banget pengalaman backpakernya apalagi sambil ngajak anak-anak lagi, keren ^ ^

      Hapus
  3. aaaarh udah lama ga ke joga, aq kan punya om disitu ^_^

    BalasHapus